Gagap (Stuttering) pada Anak

Gagap atau dikenal pula dengan istilah stuttering merupakan masalah ketidaklancaran bicara dalam bentuk pengucapan kata maupun aliran kalimat yang dialami pada anak-anak maupun dewasa. Keluhan gagap seringkali diikuti dengan keluhan lain seperti mata berkedip-kedip, dahi berkerut-kerut, tangan mengepal atau bergerak tak terkendali dan tremor.

Anak dengan gagap seringkali menjadi bahan ledekan teman sebayanya, dikucilkan dalam pergaulan dan menurunkan prestasi sekolah. Sementara pada orang dewasa yang menderita gagap seringkali sulit mendapatkan pekerjaan.Hal tersebut membuat penderita gagap menjadi pemalu, menarik diri, sensitif dan mudah tersinggung.

IMG-20150518-WA0002

Bagaimana gejala anak yang gagap ?

Gejalanya dapat berupa gangguan pengucapan kata, dapat berupa pengulangan sebagian kata atau seluruhnya (saya saya saya,sa..sa..sa..ya), pemanjangan pengucapan kalimat (ssssayaa ), blokade bagian kata (S ya) atau keragu-raguan dalam mengucapkan suatu kata (saya .mau..makan). Gangguan aliran kalimat yaitu pengucapan terbata-bata pada sebagian atau seluruh kalimat pembicaraan dengan kumpulan gangguan pengucapan kata (sssayya mau mmmm..kan na..nasi goreng) atau terjadi pemanjangan kalimat dengan adanya suara mmmmmm atau aaaaaa diantara kata-kata (saya mau makan mmmmmm nasi goreng.)

Derajat gangguan-gangguan tersebut dapat bervariasi dalam jenis dan tingkat keparahannya maupun dalam situasi tertentupada tiap individu. Gagap dapat terjadi sebagai gangguan perkembangan pada masa kanak-kanak atau sebagai gangguan yang mungkin berhubungan dengan kerusakan pada otak atau penyakit otak lainnya.

Gagap adalah masalah yang sering terjadi pada perkembangan anak. Gagap biasa terjadi pada anak-anak usia 3 sampai 5 tahun dan akan normal kembali dalam waktu 6 bulan sampai pada usia sekolah. Namun sekitar 1 persen dari populasi anak yang menderita gagap akan menetap sampai dewasa dan menjadi masalah dalam kehidupan mereka. Gagap terjadi baik pada anak lelaki dan perempuan, angka kejadiannya hampir sama.Namun pada lelaki, risiko terjadinya gagap permanen 3-4 kali lebih besar daripada wanita.

Apa penyebabnya ?

Penyebabnya gagap belum sepenuhnya dipahami dan diperkirakan merupakan gabungan antara faktor genetik dan lingkungan. Pada anak lelaki dengan gagap menetap diduga dipengaruhi oleh faktor genetik dengan anggota keluarga yang gagap juga. Pada anak-anak dalam periode perkembangan berbahasa sering dijumpai gagap ketika mulai belajar menggabungkan 2-3 kata dalam kalimat kompleks. Periode ini dimulai dari usia 18-24 bulan dimana anak-anak sangat berminat belajar berbicara namun menghadapi stres karena keterbatasan pertumbuhan organ-organ wicara. Oranguta dapat melihat adanya pengulangan seluruh atau sebagian kata, hilang kata, penambahan suara, dan ragu-ragu berbicara. Sebagian besar gagap pada anak akan hilang dengan sendirinya namun beberapa akan menetap dengan beberapa komplikasi seperti rendah diri, ketakutan, pemalu, dan frustasi. Kondisi anak gagap dapat dibagi dalam beberapa derajat, yaitu :

Tabel 1. Derajat gagap.

gagap
Apa yang dapat dilakukan oleh orangtua ?

Beberapa saran umum untuk orangtua yang mempunyai anak gagap adalah sebagai berikut:

  1. Bicara pada anak anda tanpa terburu-buru, berikan jeda beberapa detik setiap anak anda selesai berbicara lalu mulai meresponnya. Ritme kalimat anda yang perlahan-lahan lebih efektif dibandingkan dengan peringatan pelan-pelan bicaranya.
  2. Kurangi pertanyaan-pertanyaan anda pada anak anda, namun dengarkanlah perkataan anak anda dan respon setiap pembicaraannya. Anak anda dapat lebih bebas bercerita dibandingkan harus menjawab pertanyaan anda.
  3. Gunakan ekspresi muka anda atau gerakan tubuh ketika anak anda mulai gagap, untuk menenangkan dan meyakinkannya bahwa anda memahami isi pembicaraannya dan tidak mempermasalahkan gagapnya.
  4. Berikan beberapa kesempatan khusus untuk berkomunikasi dan beraktivitas berdua dengan anak anda. Biarkan anak anda memilih melakukan aktifitas atau bercakap-cakap dengan anda. Saat bercakap-cakap, pilih kalimat sederhana dengan pengucapan perlahan dan suasana nyaman. Ketika umur anak anda bertambah, kecepatan berbicara dapat disesuaikan berdasarkan kemampuannya.
  5. Ajak anggota keluarga lain untuk selalu mendengarkan percakapan anak dan tidak memotong percakapan tersebut. Jadilah pendengar yang baik.
  6. Amati dan evaluasi interaksi anak anda dengan anda. Usahakan selalu memberikan waktu yang cukup pada anak anda untuk bercakap-cakap dengan anda. Hindari kritikan, bicara cepat, interupsi dan pertanyaan.
  7. Terima keadaan gagap anak anda apa adanya. Dengan meyakinkan bahwa gagap anak anda bukan sebuah masalah buat anda dan anda selalu mendukungnya, anak anda akan merasa nyaman dan mengurangi keluhan gagapnya.

Orangtua juga perlu memahami, bahwa gagap adalah proses pembelajaran, seperti belajar berjalan, belajar menulis atau belajar bersepeda. Kesalahan pengucapan dan gagap merupakan hal yang wajar dan orangtua jangan memarahi anaknya. Orangtua dapat melatih anak gagap untuk berbicara yang benar seperti bicara perlahan-lahan, menggunakan kalimat pendek-pendek dan mengurangi pertanyaan kompleks ketika berbicara dengan anak mereka. Orangtua juga harus menyediakan waktu dan menciptakan suasana tenang dan nyaman untuk bercakap-cakap dengan anak mereka. Melatih mengulang ucapan yang gagap dengan perlahan-lahan dapat mengurangi keluhan gagap. Jadi peran orangtua dan keluarga sangatlan penting untuk menangani anak yang gagap.

Penulis:

  1. Dr.dr. Rini Sekartini, Sp.A(K)
  2. Daniel Surjadinata, Sp.A

Ikatan Dokter Anak Indonesia

Catatan:

Artikel pernah dimuat dalam dua bagian terpisah di harian Kompas tanggal 20/4/2014 dan 27/4/2014, pada kolom Klasika.

Silahkan bagikan artikel ini jika menurut anda bermanfaat bagi oranglain.