Gangguan Pencernaan pada Bayi (2)

Berikut ini gangguan pencernaan pada bayi yang sering dikeluhkan orangtua, antara lain diare, sembelit, dan kembung.

Diare

Diare merupakan gejala gangguan saluran pencernaan yang paling sering terjadi. Diare pada bayi kurang 2 tahun biasanya disebabkan infeksi virus dan akan membaik sendiri kurang dari seminggu. Bayi yang mengalami diare diare biasanya disertai demam dan didahului dengan muntah. Pertolongan pertama untuk bayi diare adalah pemberian cairan rehidrasi oral (CRO) yang sudah berupa kemasan dalam botol atau cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sup, minuman yang tidak manis, yogurt, atau air putih. Baik sebaiknya tetap diberi susu serta makanan. Bila bayi muntah, berikan cairan sedikit demi sedikit dengan menggunakan sendok.

Waspada diare pada bayi jika terhadap darah dalam tinja, muntah yang sering, sakit perut, kencing yang berkurang, tidak keluar air mata saat menangis, tidak mau minum, demam tinggi, diare yang sering, mulut dan lidah yang kering, kehilangan berat badan, serta bayi yang sangat haus. Bila terdapat hal – hal tadi, segera meminta pertolongan ke dokter.

 

Sembelit (konstipasi)

Konstipasi adalah ketidakmampuan mengeluarkan tinja secara sempurna yang tercermin dari berkurangnya frekuensi berhajat dari biasanya, tinja lebih keras, lebih besar dan nyeri dibandingkan sebelumnya, serta pada perabaan perut teraba massa tinja.

Sembelit lebih sering ditemukan pada anak prasekolah dan anak sekolah disbanding bayi. Bila dilakukan pemeriksaan lebih lanjut biasanya tidak ditemukan kelainan organic (konstipasi fungsional). Konstipasi yang timbul pada bayi kurang dari 2 tahun biasanya disebabkan kurangnya pemberian minum, kurangnya buah dan sayuran, atau takaran susu yang berlebihan.

Pertolongan dengan pemberian tambahan air putih sebanyak 15 – 20 mililiter 3 -4 kali sehari. Berikan buah – buahan selain pisang dan apel dan berikan susu dengan takaran yang sesuai.

Konstipasi yang timbul sejak lahir, disertai gejala perut kembung serta pertumbuhan bayi yang tidak baik harus dicurigai sebagai kelainan Hirschprung. Kelainan ini akibat saraf yang tidak terbentuk di bagian paling ujung dari usus besar sehingga bagian tersebut menjadi kaku dan tidak dapat mengeluarkan ti nja, sedangkan bagian atasnya akan bekerja lebih keras sehingga timbul pelebaran usus.

Gejala khas Hirschsprung adalah kesulitan berhajat sejak lahir dan bila anus dicolok maka tinja akan menyemprot keluar. Orangtua harus membawa bayinya ke dokter anak untuk evaluasi lebih lanjut.

Kembung

Kembung pada bayi sering menyertai gejala gangguan penceranaan seperti muntah, diare, sakit perut, dan konstipasi. Bayi yang kembung biasanya mudah mengalami muntah. Bayi yang mengalami diare, kadar kaliumnya akan berkurang sehingga kembung. Kolik infantile terutama yang disebabkan intoleransi laktosa sering disertai kembung. Untuk menghilangkan kembung yang disebabkan kondisi tadi, kita harus mengatasi kelainan dasarnya.

Bayi yang banyak menangis juga sering kembung karena banyak menelan udara. Bayi yang minum susu botol dengan lobang dot terlalu besar atau terdapat kebocoran akan mudah kembung. Menyendawakan bayi sesudah minum dapat mengurangi gejala kembung seperti ini, dapat juga dibantu dengan obat luar seperti minyak kayu putih.

 

 

 

Penulis : Muzal Kadim

Ikatan Dokter Anak Indonesia

Artikel pernah dimuat di Apa Kata Dokter, KOMPAS, 15 Januari 2017

 

 

Silahkan bagikan artikel ini jika menurut anda bermanfaat bagi oranglain.