Anak-anak memiliki kebutuhan khusus yang harus diperhatikan pada saat bencana terjadi. Anak-anak adalah populasi yang rentan dan memiliki permasalahan kesehatan yang berbeda dengan dewasa. Dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak dapat meningkatkan kemampuan bertahan pada anak saat bencana.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada korban bencana:
- Selain melakukan penanganan pada pasien yang terluka, penanganan anak yang memiliki penyakit dengan risiko kematian dan kesakitan yang tinggi juga sangat penting. Diare, campak, malaria, infeksi, dan malnutrisi sangat perlu diperhatikan. Bila menemukan anak dengan kondisi tersebut, segera laporkan kepada petugas kesehatan setempat.
- Imunisasi harus dilakukan sebagai bentuk perlindungan penyakit menular pada anak dan pencegahan terjadinya wabah pada situasi bencana. Lengkapi imunisasi dan lakukan imunisasi yang tersedia pada posko kesehatan.
- Bayi dan anak yang berada di pengungsian membutuhkan obat-obatan yang sesuai dengan kondisi. Bawalah obat-obatan pribadi dan konsultasikan pada petugas kesehatan sebelum menggunakannya.
- Kebersihan pada anak di pengungsian perlu diperhatikan.
a. Seluruh peralatan makan anak harus dibersihkan dengan baik. Bersihkan botol dengan sabun dan air hangat setelah digunakan dan dicelup ke dalam air mendidih sebelum digunakan.
b. Cuci tangan menggunakan air bersih dan sabun. Bila tidak tersedia air bersih, gunakan air hangat atau cairan antiseptik pembersih tangan dengan basis alkohol 60%.
Cara cuci tangan yang benar:
- Basahi tangan dengan air lalu mengoleskan sabun di tangan.
- Bagian tangan yang dibasuh dengan sabun adalah telapak dan punggung tangan, sela-sela jari, buku-buku jari, dan ibu jari.
- Setelah dibilas memakai air yang mengalir, tangan dikeringkan dengan handuk atau diangin-anginkan.
- Cuci tangan dilakukan sesudah buang air, setelah menceboki bayi atau anak, sebelum makan dan menyuapi anak, setelah memegang hewan, setelah bermain di tanah, lumpur atau tempat kotor dan setelah bersin/batuk
c. Bagi remaja wanita pada saat menstruasi, kerbersihan diri perlu diperhatikan. Pastikan pembalut dan air bersih tersedia. Ganti pembalut sesuai dengan kebutuhan. Bersihkan area kewanitaan setiap mengganti pembalut di tempat tertutup khusus wanita. Pembalut yang sudah terpakai dapat dibungkus tertutup dan dibuang ke tempat sampah, dikubur, atau dibakar.
d. Buanglah air besar dan kecil di jamban yang berlokasi >10 m dari sumber air bersih.
e. Ciptakan udara bersih di pengungsian dengan tidak merokok
5. Menjaga kebersihan sumber makanan dan minuman
a. Jangan memakan makanan yang sudah terkontaminasi, yaitu makanan yang sudah berubah warna, bau, dan tekstur.
b. Selalu membersihkan peralatan makan dengan sabun dan air bersih, setelah itu rendam dengan larutan klorin (240cc) ke dalam 18 liter air bersih.
c. Setelah bencana, air bersih sangat sulit untuk didapat. Air dapat mengandung bakteri dan bahan kimia yang berbahaya. Konsumsi air yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Rebus air sampai mendidih selama 1 menit sebelum dikonsumsi.
d. Konsumsilah air dalam kemasan apabila air bersih sulit didapat.
6. Berikan nutrisi yang cukup bagi anak
a. Pemberian ASI bagi bayi di pengungsian harus diprioritaskan (Baca artikel: Menyusui dalam keadaan bencana).
b. Pemberian susu formula tidak boleh disalurkan langsung kepada korban bencana, melainkan dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan setempat.
c. Berikan asupan makanan dengan komposisi karbohidrat, protein dan lemak yang cukup, seperti roti, nasi, sereal, biskuit tinggi energi, daging, ayam, ikan, telur, serta makanan segar seperti sayur dan buah.
7. Tempat tinggal sementara yang digunakan di posko bencana sebaiknya tempat yang tertutup dan aman. Barang seperti selimut dan pakaian sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya hipotermi yang rentan terjadi pada bayi dan anak.
8. Anak yang terpisah dengan keluarganya sangat rentan terhadap eksploitasi, penyiksaan, dan perdagangan. Oleh karena itu, anak-anak membutuhkan perlindungan dan perhatian dari lingkungan sekitar untuk mencegah terjadinya gangguan stress pascatrauma. Berikut hal yang dapat dilakukan pada anak untuk mencegah adanya stress pascatrauma:
a. Berikan kesempatan bagi anak untuk bertanya mengenai situasi dan kondisi yang terjadi saat bencana.
b. Berikan kenyamanan terhadap anak dengan cara memeluk saat anak merasa takut agar anak merasa aman.
c. Sediakan barang-barang kesukaan anak dan lakukanlah kegiatan yang menyenangkan.
d. Sedapat mungkin melakukan kegiatan secara normal seperti belajar, bermain, dan berinteraksi dengan orang sekitar
9. Perlu adanya tempat berkumpul bagi anak-anak yang terpisah dari orang tuanya. Tempat ini diharapkan menjadi tempat pertemuan anak dan orang tuanya. Selama menunggu bertemu dengan orang tua, anak-anak bisa bergabung dengan para tetangga, pengasuh, dan keluarga lain yang terpercaya dan dapat memberikan rasa nyaman kepada anak-anak yang terpisah dari orang tuanya.
10. Apabila anak kehilangan kedua orangtuanya, berikanlah dukungan seperti:
a. Berikan perhatian lebih terhadap anak agar anak merasa seperti berada di lingkungan keluarga sendiri
b. Berikan dukungan terhadap anak secara emosional dengan mendengarkan cerita atau isi pikiran anak
c. Membantu anak untuk menuangkan isi pikiran dengan cara menulis cerita dan menggambar
d. Membuat kelompok kecil untuk anak agar anak dapat tetap berinteraksi secara normal dengan teman sebaya
11. Tentukan tempat relokasi yang dijadikan tempat berkumpul yang aman. Pada bencana gempa bumi, sediakan lokasi yang jauh dari bangunan tinggi. Jika pada bencana banjir, lokasi harus berada di tempat yang tinggi. Koordinasikan dengan tim penanggulangan bencana setempat.
Artikel lainnya:
Menyusui dalam keadaan bencana
Menyusui dalam keadaan bencana (2)
Rekomendasi Tentang Penanggulangan Diare Korban Bencana
Penulis:
Dr. Rizki Nur Amalia
Dr. Ressa Novita Afandi
Reviewer:
Dr. Hikari Ambara Sjakti, Sp.A(K)
Dr. Catharine Mayung Sambo, Sp.A(K)
Dr. Martinus M. Leman, DTM&H., Sp.A
Sumber:
1. Rekomendasi IDAI Pertolongan pada Anak dalam Keadaan Bencana. 2014
2. Tips for Talking to Children and Youth After Traumatic Events. https://www.samhsa.gov/sites/default/files/tips-talking-to-children-after-traumatic-event.pdf. Diunduh pada 4 Oktober 2018.
3. Pediatric Care in Disasters. Diunduh pada 4 Oktober 2018 dalam AAP News & Journals.
4. Center for Disease Control and Prevention(CDC).2017. “Personal Hygiene and Handwashing After a Disaster or Emergency”. https://www.cdc.gov/disasters/floods/ sanitation.html. 4 Oktober 2018.
5. Marzuki NS. Menyusui Dalam Keadaan Bencana. Dalam: Suradi R, Hegar B, Pratiwi IGAN, Marzuki NS, Ananta Y, penyunting. Indonesia Menyusui. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.2010.h280-97.
6. Pedoman Kegiatan Gizi dalam Penanggulangan Bencana. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012.
7. Step by Step Guide Emergency Disaster. Departement of Education, State of California. 2016.
8. 10 Pesan Hidup Sehat dalam Kedaruratan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia-UNICEF.