Mengenali Masalah Pucat pada Anak

Pernahkah anda memperhatikan apakah anak anda pucat atau tidak? Kalau belum pernah, maka sebaiknya mulailah mengenali kondisi pucat karena bisa saja hal ini merupakan bagian dari suatu penyakit yang berbahaya.

Istilah awam yang sering dikaitkan dengan anemia adalah kurang darah, walaupun istilah ini tidak tepat sepenuhnya. Pucat atau anemia merupakan manifestasi klinis akibat rendahnya kadar hemoglobin atau kurangnya jumlah sel darah merah pada tubuh kita. Mengapa tubuh anak bisa menderita anemia? Beberapa keadaan bisa menjadi penyebab anemia pada anak. Secara garis besar ada 3 hal, yaitu:

  1. Pembentukan sel darah merah yang tidak mencukupi (tidak adekuat).
  2. Terlalu banyak sel darah merah yang mengalami penghancuran atau rusak.
  3. Kehilangan darah akibat perdarahan.

 

Pembentukan sel darah merah terjadi dalam sumsum tulang, dan tergantung pada berbagai bahan dasar yang apabila bahan pembentuknya tidak cukup maka akan mengganggu pembentukan sel darah merah. Anemia akibat kekurangan zat besi merupakan anemia tersering pada anak. Sekitar separuh anak Indonesia mengalami anemia akibat kekurangan zat besi. Kekurangan vitamin B12 dan asam folat merupakan penyebab lain anemia pada anak meskipun lebih jarang dijumpai.

Sel darah merah seperti halnya sel-sel lain pada tubuh manusia memiliki umur tertentu, yaitu sekitar 120 hari. Setelah melewati umur tersebut sel darah merah akan dihancurkan oleh tubuh. Sel darah merah yang dihancurkan akan digantikan oleh sel darah merah baru yang diproduksi oleh sumsum tulang. Pada beberapa keadaan, penghancuran sel darah merah ini terjadi berlebihan sedangkan produksi sel darah merah yang terjadi tidak dapat menutupi kekurangan sel darah merah akibat penghancuran tersebut. Hal ini menyebabkan anak mengalami anemia. Salah satu penyakit yang terjadi melalui mekanisme tersebut adalah thalassemia.

Pada anak remaja wanita, seringkali menstruasi yang berlebihan atau berkepanjangan menyebabkan anemia.Pada anak balita atau pra-sekolah, perdarahan samar saluran cerna akibat penyakit kecacingan adalah salah satu penyebab anemia yang penting pada anak Indonesia.

 

Apakah anak saya menderita anemia?

Seringkali orang tua tidak menyadari bahwa anaknya mengalami anemia, bahkan menganggap bahwa anaknya berkulit putih, padahal sebenarnya pucat. Pucat memang merupakan gejala anemia yang paling mudah ditemukan, biasanya dapat dilihat pada kelopak mata, bibir, telapak tangan atau dasar kuku. Orang tua dapat membandingkan derajat kemerahan telapak tangan atau kelopak mata anak dengan dirinya sendiri. Hal ini cukup baik dalam mengenali anemia karena paling mudah terlihat. Selain itu, terdapat beberapa tanda lain yang dapat diketahui oleh orang tua, seperti anak tampak sering mengantuk, lesu, mudah lelah, sering mengeluh pusing, atau sulit berkonsentrasi untuk belajar. Anak yang anemia juga cenderung memiliki denyut nadi yang lebih cepat dibanding anak normal. Pada anemia akibat kekurangan zat besi seringkali disertai perubahan sikap anak menjadi lebih iritabel dan gangguan fungsi sosial sehingga mengalami masalah dalam pergaulan dengan teman-temannya.  

 

anemia-kekurangan-zat-besi

 

Pada anemia akibat suatu penyakit tertentu, dapat timbul gejala lain seperti mata atau kulit terlihat kuning atau air kemih berwarna gelap seperti air teh. Penyakit kekurangan enzim tertentu bisa merupakan penyebab anemia dengan gejala seperti ini akibat hancurnya sel darah merah dalam waktu yang cepat. Adanya lebam atau bercak merah di kulit anak (merupakan bentuk perdarahan kulit), atau adanya benjolan-benjolan di leher atau perut membesar, dapat merupakan penyakit kanker yang gejalanya disertai anemia. Apabila gejala seperti ini terlihat, maka orang tua harus segera membawa anak ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

 

Penulis: Hikari Ambara Sjakti (Divisi Hematologi-Onkologi RSUP. Cipto Mangunkusumo)

 

Silahkan bagikan artikel ini jika menurut anda bermanfaat bagi oranglain.