Amankah Anak Anda Mengonsumsi Teh?

Teh merupakan salah satu minuman favorit yang sering dikonsumsi sehari-hari. Baik anak maupun dewasa suka minuman yang satu ini. Indonesia berada pada urutan ke-22 dari 54 negara dengan konsumsi teh terbanyak, yaitu sekitar 0,5 kg per orang per tahun. Belakangan ini, berbagai macam jenis produk teh tersedia di pasaran, mulai dari daun teh, teh celup, teh bubuk, hingga teh siap minum dalam kemasan botol dan kotak. Teh kemasan merupakan salah satu minum yang disukai anak tetapi amankah konsumsi teh pada anak? Terdapat beberapa hal yang sebaiknya anda pertimbangkan sebelum memberikan teh pada anak anda.

Teh dapat mencegah berbagai penyakit

Teh bermanfaat untuk mencegah kanker, diabetes, dan penyakit jantung. Penelitian tahun 2013 menyebutkan bahwa konsumsi teh hijau dan teh hitam dapat menurunkan kadar kolesterol sehingga menurukan risiko timbulnya penyakit jantung. Teh mengandung polyphenol yang bersifat anti-oksidan dan anti-radang yang berperan sebagai anti-kanker. Meski demikian kebanyakan penelitian tentang manfaat teh dengan kesehatan dilakukan pada orang dewasa. Manfaat teh pada anak masih belum jelas.

Teh mengandung stimulan dan bersifat diuretik

Teh mengandung sekitar 3% kafein, theobromine, dan teofilin yang semuanya merupakan suatu stimulan. Akibat efek stimulan ini, teh bisa membuat anak anda menjadi “hiperaktif”. Apabila anak anda cukup aktif atau sulit tidur, hindari memberikan teh pada anak anda.

Kafein yang terkandung dalam teh juga bersifat diuretik, artinya tubuh akan lebih banyak mengeluarkan air seni setelah minum teh. Jangan cemas bila anak anda lebih sering buang air kecil setelah minum teh.

Teh tidak mengandung zat gizi

Seringkali setelah anak minum teh, anak akan merasa kenyang dan tidak mau makan. Padahal teh tidak mengandung zat gizi makro, seperti karbohidrat, protein, dan lemak, serta hanya sedikit sekali mengandung mineral. Hal ini bisa merugikan bagi anak-anak yang membutuhkan zat gizi lengkap untuk bisa tumbuh dan berkembang.

 

Teh kemasan seringkali mengandung tinggi gula

Teh dalam kemasan biasanya telah ditambahkan gula yang cukup banyak. Satu botol teh isi 250 ml mengandung gula tambahan sekitar 20 g. World Health Oganization (WHO) menyarankan asupan gula tambahan sebanyak 10% dari total kalori. Sebagai ilustrasi, seorang anak berusia 5 tahun yang memiliki berat badan ideal 18 kg boleh mendapat gula tambahan sekitar 45 g per hari. Bayangkan berapa banyak gula yang dikonsumsi anak anda bila minum teh kemasan tiga kali sehari. Teh dalam kemasan yang banyak mengandung gula tambahan ini merupakan salah satu minuman yang dikaitkan dengan meningkatnya kejadian obesitas pada anak.

Teh menghambat penyerapan zat besi

Konsumsi teh dalam jumlah banyak saat makan dapat menyebabkan kekurangan zat besi. Es teh manis seringkali dihidangkan sebagai minuman pendamping saat makan. Hal ini sebaiknya dihindari karena polyphenol dan fitat yang terkandung dalam teh menghambat penyerapan zat besi. Akibatnya tubuh kekurangan asupan zat besi yang dapat menyebabkan anemia atau kurang darah.

Secara umum, sebetulnya teh tidak berbahaya bagi anak anda, tetapi manfaat konsumsi teh secara rutin pada anak belum terbukti. Anda tetap dapat memberikan teh sebagai minuman bagi anak anda dengan memperhatikan jumlah dan saat pemberian, yatu di antara waktu makan dalam jumlah yang tidak berlebihan. 

Penulis    : Dr.Cut Nurul Hafifah,Sp.A

Reviewer: Dr.Titis Prawitasari,Sp.A(K)

Ikatan Dokter Anak Indonesia

 

Silahkan bagikan artikel ini jika menurut anda bermanfaat bagi oranglain.