Kemajuan teknologi informasi sangat pesat dalam beberapa dekade ini dan membawa dampak positif maupun negatif bagi kaum remaja. Dampak positif maraknya penggunaan alat komunikasi daring (online), antara lain berkembangnya kesempatan bersosialisasi, komunikasi, dan pertemanan yang lintas provinsi dan juga lintas negara. Selain itu, membuka peluang untuk proses belajar, akses berita, informasi kesehatan, dan lainnya.
Dampak negatifnya, antara lain akses yang tanpa batas terhadap tayangan yang mengandung kekerasan, pornografi, perilaku konsumtif melalui iklan di internet, sexting, dan salah satu tantangan baru yaitu cyberbullying. Data di Indonesia menunjukkan anak anak yang menjadi korban cyberbullying persentasenya relatif tinggi. Sebanyak 55 persen cyberbullying terjadi pada saat anak berada di lingkungan sekolah dan 45 persen di luar lingkungan sekolah.
Upaya pencegahan dampak negatif dari dunia digital telah direkomendasikan, contohnya usia minimal anak yang ingin menggunakan atau memiliki akun di media sosial adalah 13 tahun. Kemudian, orangtua sebaiknya tidak memberikan akses internet atau televisi di kamar tidur anak, serta ikut memilih program ataupun media sosial yang sesuai dengan anak. Penggunaan internet, televisi, dan alat digital lain sebaiknya diatasi tidak lebih dari 2 jam per hari. Orangtua bersama guru juga perlu melakukan edukasi mengenai bahaya dari cyberbullying. Komunikasi antara orangtua dengan anak atau guru dengan anak dapat membantu menyelesaikan masalah bila terjadi cyberbullying.
Dokter spesialis anak juga dapat dilibatkan dalam diskusi mengenai penggunaan alat komunikasi daring, dan jika orangtua melihat tanda-tanda awal depresi atau bullying pada anak. Berikut ini beberapa hal yang dapat didiskusikan dengan dokter spesialis anak untuk membantu pencegahan dampak negatif dari dunia digital.
- Diskusikan cara membina komunikasi dengan anak mengenai penggunaan komunikasi daring. Apabila ada masalah, dapat dikemukakan dan dicari bersama solusinya.
- Diskusikan mengenai teknologi baru serta potensi dampak positif dan negatifnya sehingga orangtua tidak tertinggal dari anak-anak dalam hal komunikasi daring.
- Diskusi rutin dalam keluarga mengenai penggunaan komunikasi daring, termasuk aturan dalam keluarga penting untuk dilakukan. Pokok-pokok diskusi dapat dikonsultasikan dengan dokter.
- Mintalah saran terkait pendampingan anak dalam penggunaan internet
- Berkonsultasilah apabila terdapat tanda bahwa anak mengalami bullying atau depresi. Dokter spesialis anak dapat melakukan tata laksana dan konseling untuk anak, remaja, dan orangtua, sesuai kasus cyberbullying. Bila diperlukan, melakukan rujukan dan melibatkan disiplin ilmu lain dalam menata laksana kasus cyberbullying.
- Dokter dapat melakukan advokasi ke sekolah dan keluarga, serta dapat melibatkan pihak penegak hukum bila diperlukan untuk kasus cyberbullying. Advokasi juga ditujukan agar sekolah dan keluarga menyediakan situs yang aman bagi anak dan turut mengawasinya. Misalnya, menghindari situs yang memperlihatkan kekerasan atau pornografi.
Penulis : Dr.Bernie E.Medise,Sp.A(K),MPH
Ikatan Dokter Anak Indonesia
Artikel inI pernah dimuat di Kolom Klasika, KOMPAS, pada tanggal 26 Juni 2016