SALAH satu tujuan Millenium Development Goal (MDGs) 2015 di bidang kesehatan adalah menurunkan angka kematian anak. Dalam 20 tahun terakhir, angka kematian balita di dunia menurun cukup tajam dari 12 juta pada 1990 menjadi berkisar 7,6 juta pada 2010 (dari 88 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 57 per 1.000 kelahiran hidup).
Namun, di lain pihak, angka kematian bayi menurun sangat lambat. Di Indonesia, angka kematian bayi sangat tinggi yaitu angka kematian bayi sangat tinggi yaitu angka kematian bayi 32 per 1.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatal sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Setiap 1 jam terdapat 10 kematian bayi di Indonesia. Salah satu penyebab kematian bayi terbanyak adalah prematuritas dan infeksi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan ( Kemenkes) tahun 2007, penyebab kematian neonatus 0 – 6 hari di Indonesia adalah afiksia (37 persen), prematuritas (34 persen), dan sepsis (12 persen). Sementara itu, penyebab kematian neonatus 7 – 28 hari adalah sepsis (20,5 persen), kelainan kongenital (19 persen), pneumonia (17 persen), Respiratory distress syndrome/RDS (14 persen). Sedangkan di Divisi Perinatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo sendiri, angka kematian neonatus karena sepsis mencapai 30 persen dari angka kematian neonatus yaitu 42,7 per 1.000 kelahiran hidup pada 2009.
Baca juga : Air Susu Ibu bagi Bayi Prematur
Bayi prematur mudah mengalami penurunan suhu di bawah normal (kurang dari 36,5 derajat celsius). Penurunan suhu ini dapat mengakibatkan bayi mengalami sesak nafas, lemah, pucat, ataupun berwarna biru karena kekurangan oksigen. Apabila tidak dapat diatasi dengan segera, penurunan suhu ini dapat mengakibatkan kematian. Salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah penurunan suhu bayi prematur adalah menggunakan topi dan perawatan metode kanguru (PMK). Perawatan metode kanguru adalah perawatan bayi baru lahir dengan melekatkan bayi di dada ibu dan anggota keluarga lain (kontak kulit dengan bayi) sehingga suhu bayi tetap hangat. Perlengkapan perawatan metode kanguru yang digunakan pada ibu adalah pakaian untuk ibu yang nyaman dan hangat pada suhu ruangan dan Support binder (ikatan/pembalut penahan si bayi agar terus berada pada posisi dada ibu). Support binder adalah baju kanguru dan kain halus sepanjang sekitar 1 meter yang dilipat diagonal dan dibuat simpul pengaman. Sedangkan perlengkapan yang digunakan pada bayi adalah topi, popok, dan kaos kaki.
Syarat –syarat yang dilakukan sebelum dilakukan sebelum dilakukan perawatan metode kanguru adalah mencuci tangan yang baik dan benar. Posisi yang digunakan pada PMK adalah bayi diletakan secara tegak lurus menempel antara kulit di dada ibu di antara kedua payudara, bayi dalam keadaan telanjang dan hanya menggunakan popok, topi dan kaos kaki, ibu dan bayi diselimuti oleh kain khusus atau baju, perlekatan kulit harus seluas – luasnya dan langsung melekat tanpa perantara. Setelah posisi bayi baik, baju kanguru diikat untuk menyangga bayi. Selanjutnya ibu dapat beraktivitas seperti biasa sambil membawa bayinya dalam posisi tegak lurus di dada ibu (skin to skin contact) seperti kanguru.
Baca juga : Pemberian ASI pada Bayi Prematur
Perawatan metode kanguru memberikan manfaat pada bayi, ibu, ayah. Manfaat perawatan metode kanguru pada bayi seperti denyut jantung stabil, pernafasan lebih teratur, saturasi oksigen stabil, suhu tubuh lebih stabil, waktu tidur lebih panjang, pemakaian kalori lebih hemat, kenaikan berat badan lebih cepat, perkembangan otak lebih baik, lebih jarang menangis, lebih berhasil menyusu langsung pada ibu, memperpanjang durasi menyusu. Manfaat perawatan metode kanguru pada ibu seperti ibu lebih percaya diri dalam merawat bayi prematurnya dan merasa mempunyai peranan penting, hubungan lekat antara ibu dan bayi lebih baik, mempromosikan pemberian ASI ekslusif, megurangi penelantaran anak. Sementara itu, manfaat perawatan metode kanguru pada ayah seperti ayah merasa mempunyai peranan besar dalam merawat bayinya dan hubungan lekat antara ayah dan lebih baik.
Baca juga : Memandikan Bayi Prematur di Rumah
Sering bayi prematur yang lahir di fasilitas terbatas dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lengkap dengan hanya dibalut selimjut tebal. Keadaan ini masih dapat mengakibatkan suhu bayi tetap di bawah normal dan kondisi bayi semakin memburuk. Oleh karena itu, masyarakat dan tenaga medis dapat menggunakan PMK untuk mencegah kematian dan penurunan suhu pada bayi prematur yang akan dibawa ke fasilitas kesehatan.
Penulis : Dr. Risma Kerina Kaban, Sp.A(K)
Artikel ini pernah dimuat di rubrik Apa Kata Dokter, Kompas, Minggu, 2 Maret 2014.
Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Artikel lainnya :
Persiapan Obat Untuk Liburan Bersama Anak
Kelangsungan Hidup Bayi Prematur…. Tidak Hanya Sebatas Inkubator