Saluran cerna merupakan salah satu organ terpenting yang berperan dalam pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan anak. Saluran cerna yang sehat dapat mencerminkan kesehatan secara keseluruhan. Kemampuannya sebagai barier antara dunia luar dan dalam pada tubuh manusia menjadikan peran tersebut harus dipertahankan setiap saat bahkan ditingkatkan saat sistem pertahanan tubuh rendah. Air susu ibu dengan berbagai kelebihannya terbukti dapat meningkatkan peran tersebut.
Saluran cerna yang sehat
Saluran cerna dikatakan sehat apabila organ tersebut dapat menjalankan fungsinya secara optimal. Fungsi saluran cerna sendiri merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Fungsi tersebut diawali dengan mengunyah makanan, mendorong makanan ke bagian saluran cerna yang lain (lambung, usus halus, usus besar), hingga akhirnya dikeluarkan melalui anus. Saat melalui bagian saluran cerna tersebut, makanan akan dicerna dan diserap terutama di usus halus sehingga dapat digunakan sebagai sumber nutrisi yang bermanfaat untuk pertumbuhan, perkembangan, dan penunjang kesehatan anak. Semua fungsi tersebut harus berlangsung sebagai satu kesatuan proses; bila salah satu fungsi terganggu, maka fungsi saluran cerna keseluruhan akan berlangsung tidak optimal. Untuk menunjang hal tersebut diperlukan dukungan, baik dari dalam tubuh maupun dari luar agar sel dan jaringan saluran cerna tetap utuh terutama saat daya tahan tubuh menurun atau saat kondisi dengan toleransi yang rendah.
Proses maturasi saluran cerna distimulasi oleh ASI yang difasilitasi oleh kolostrum. Oleh karena merupakan proses alamiah dan fisiologis, maka menyusui adalah cara yang optimal untuk memberikan nutrisi kepada bayi. Secara teori, tidak ada makanan bayi yang bersifat lebih hipoalergenik dibanding ASI, karena protein manusia tidak dapat mensensitisasi bayi.
Saluran cerna sebagai organ terpenting
Lebih kurang 80% sel pada saluran cerna menghasilkan antibodi dan 40% jaringan saluran cerna disusun oleh jaringan limfoid atau dikenal dengan gut associated lymphoid tissue (GALT) yang merupakan jaringan limfoid terbesar di dalam tubuh manusia. Seperti diketahui kedua komponen tersebut sangat berperan dalam sistem imun (pertahanan) tubuh manusia. Di lain pihak, saluran cerna merupakan organ yang paling terpapar dengan lingkunagn luar dan merupakan tempat masuknya zat asing ke dalam tubuh, baik berupa makanan maupun mikroorganisme. Oleh karena itu, tidak berlebihan bila saluran cerna dianggap sebagai organ terpenting dalam menciptakan kesehatan secara keseluruhan. Salah satu hal yang sangat menarik adalah keberadaan mikroorganisme dan makanan di dalam saluran cerna ternyata berpengaruh terhadap perkembangan sistem imun saluran cerna manusia.
Mikroorgansime saluran cerna
Di dalam saluran cerna manusia, hidup lebih kurang 400 spesies mikroorganisme yang jumlahnya mencapai 1014 CFU (colony forming unit: satuan untuk jumlah bakteri). Bila dirunut dari atas, lambung memiliki jumlah bakteri paling rendah karena tingkat keasamannya yang tinggi, kemudian diikuti oleh usus halus, dan usus besar.
Keberadaan beberapa bakteri seperti E.coli, Clostridium, Proteus, dan Staphylococcus di dalam saluran cerna dapat menimbulkan penyakit sehingga mereka disebut sebagai bakteri patogen, sedangkan keberadaan beberapa bakteri lainnya seperti Bifidobacteria dan Lactobacillus justru memberikan keuntungan bagi kesehatan manusia, maka mereka dikenal sebagai bakteri baik.
Secara fisiologis, janin steril dari mikroorganisme selama di dalam kandungan. Dalam kurun waktu beberapa jam setelah lahir, saluran cerna bayi mulai dikolonisasi (dihuni) oleh bakteri dan kolonisasi tersebut akan berubah sesuai dengan bertambahnya usia bayi. Bayi yang mendapat ASI eksklusif, saluran cernanya didominasi oleh Bifidobacteria (baketri baik), sedangkan pada bayi yang mendapat susu formula banyak mengandung bakteri patogen (E. coli, Staphylococcus, dan Clostrdium). Kenaikan Lactobacillus juga terlihat secara bermakna pada bayi yang mendapat ASI (1.1 + 0.4 pada usia 5 hari vs 6.4 + 1.2 pada usia 12 minggu; p 0.001). Bahkan pada saat penyapihan (weaning), komposisi mikroorganisme saluran cerna anak dilaporkan mirip dengan orang dewasa.
Perbedaan perkembangan mikroorgaisme antara bayi yang mendapat ASI dengan bayi yang mendapat susu formula merupakan faktor yang menyebabkan perbedaan mekanisme proteksi dan maturasi sistem pertahanan saluran cerna pada kedua kelompok bayi tersebut.
Air susu ibu dan faktor bifidus
Di dalam ASI banyak terkandung oligosakarida. Oligosakarida merupakan komponen terbanyak ketiga setelah laktosa dan lemak di dalam ASI. Sekresi oligosakarida di dalam ASI merupakan proses yang kompleks dan dinamis, sehingga kadarnya pada setiap proses laktasi berbeda-beda. Kadar tertinggi didapatkan pada bayi cukup bulan berusia 4 hari, kemudian menurun sampai 20% pada usia 30 hari dan 40% pada usia 120 hari. Oligosakarida tidak ditemukan pada susu sapi (atau sangat sedikit sekali).
Oligosakarida merupakan karbohidrat yang tidak dicerna oleh sistem pencernaan karena ketiadaan enzim yang memecahnya, namun keberadaannya di dalam saluran cerna merupakan faktor bifidus yaitu dapat menstimulasi pertumbuhan dan aktivitas bakteri Bifidobacteria. Disamping itu, oligosakarida juga berikatan dengan reseptor karbohidrat spesifik di mukosa saluran cerna dan selanjutnya berperan sebagai reseptor terhadap Bifidobacteria. Hal ini dapat menerangkan mengapa bayi yang mendapat ASI, saluran cernanya didominasi oleh Bifidobacteria. Oligosakarida di dalam saluran cerna berasal dari ASI dapat dibuktikan dengan berkurangnya kadar oligosakarida di dalam tinja sesuai dengan berkurangnya ASI yang dikonsumsi bayi.
Air susu ibu dan regenerasi sel saluran cerna
Oligosakarida yang terkandung di dalam ASI tidak dicerna di dalam usus halus, sehingga akan langsung masuk ke dalam usus besar dan difermentasi secara cepat dan selektif oleh bakteri baik yang berada di dalam usus besar. Hasil fermentasi tersebut akan terbentuk asam lemak rantai pendek (short chain fatty acid/SCFA). SCFA yang terbentuk (asam laktat, asetat, butirat, proprionat) merupakan sumber energi bagi sel epitel saluran cerna, sehingga berguna untuk regenerasi sel epitel yang rusak akibat infeksi. Penyerapan air di dalam usus besarpun menjadi lebih baik.
Suasana asam di dalam saluran cerna menyebabkan beberapa mineral (kalsium dan fosfor) mudah larut dan diserap oleh saluran cerna sehingga aviabilitasnya meningkat. Asam lemak yang terbentuk juga meningkatkan fecal biomass untuk mengikat amonia yang digunakan sebagai sintesis protein bakteri patogen.
Air susu ibu dan kompetisi bakteri di dalam saluran cerna
Lingkungan asam yang tercipta di dalam usus besar akibat asupan ASI merupakan lingkungan ideal untuk pertumbuhan dan aktivitas bakteri baik (Bifidobacteria dan Lactobacillus), akan tetapi tidak ideal untuk bakteri patogen. Bifidibacteria akan berkompetisi dengan bakteri patogen dengan cara menempel pada dinding saluran cerna dan memperebutkan makanan. Mikroorganisme baik juga menghasilkan substansi yang dapat menghambat aktivitas bakteri patogen.
Air susu ibu dan sistem pertahanan saluran cerna
Saluran cerna berperan sebagai barier antara lingkungan dalam dan luar tubuh. Peran ini menjadikan saluran cerna berfungsi sebagai sistem perlindungan (pertahanan) terdepan untuk menghadapi mikroorganisme patogen, serta mengatur sistem pertahanan tubuh agar lebih tolerans terhadap zat alergen. Agar peran tersebut dapat berlangsung secara optimal, diperlukan keberadaan mikroorganisme dan makanan di dalam saluran cerna.
Suasana asam yang terbentuk akibat masukan ASI juga merupakan sinyal bagi sistem pertahanan saluran cerna (IgA sekresi/secretory IgA) dan pembetukan mukus pada permukaan saluran cerna. Selain dipicu oleh lingkungan asam akibat keberadaan bakteri baik di dalam saluran cerna, ASI sendiri mengandung IgA sekresi. IgA sekresi merupakan faktor protektif mukosa saluran cerna. Peningkatan kadar IgA sekresi berkorelasi dengan peningkatan sistem pertahanan mukosa saluran cerna terhadap infeksi, sedangkan mukus yang melapisi permukaan sel epitel saluran cerna berfungsi sebagai barier agar mikroorganisme tidak dapat masuk ke aliran darah.
Dari beberapa penelitian terbukti bahwa bayi yang mendapat ASI eksklusif mempunyai kadar IgA sekresi yang lebih tinggi dibanding bayi yang mendapat susu formula. Data tersebut dapat menjawab mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai daya tahan tubuh alami yang lebih besar terhadap berbagai infeksi bakteri patogen.
Beberapa hasil kajian juga memperlihatkan hubungan antara mikroorganisme (bakteri baik) dan proses stimulasi sistem pertahanan tubuh, baik dengan cara menstabilkan keseimbangan mikroorganisme saluran cerna maupun dengan cara meningkatkan respon pertahanan tubuh. ASI terbukti merupakan modulator respons imun yang kuat, dengan terlihatnya kadar antibodi yang tinggi terhadap beberapa imunisasi pada bayi yang mendapat ASI eksklusif.
Air susu ibu dan gangguan saluran cerna
Telah banyak bukti yang memperlihatkan bahwa oligosakarida yang terkandung di dalam ASI merupakan komponen anti-infeksi dan anti-alergi. Air susu ibu dihubungkan dengan kejadian yang rendah dari penyakit infeksi. Proteksi ASI terhadap infeksi saluran cerna dihubungkan dengan keberadaan mikroflora saluran cerna. Keberadaan bakteri baik di dalam saluran cerna terbukti oleh banyak kajian bermanfaat pada diare, baik yang disebabkan oleh infeksi (bakteri dan virus) maupun untuk pencegahan diare akibat penggunaan antibiotik. Kadar IgA sekresi yang meningkat akibat masukan ASI berpengaruh terhadap sistem pertahanan mukosa saluran cerna terhadap infeksi dengan cara menghambat absorpsi antigen. Bayi yang mendapat ASI, jarang mengalami diare yang berat dan gangguan motilitas saluran cerna (kembung, regurgitasi, muntah). Bayi juga memperlihatkan pertumbuhan yang adekuat.
Perbedaan komposisi mikroorganisme saluran cerna saat bayi baru lahir juga berpengaruh terhadap kejadian penyakit alergi di kemudian hari. Hal ini dikaitkan dengan komposisi mikroorganisme dan perannya terhadap maturasi sistem imun anak. Saluran cerna bayi penderita alergi didominasi Bifidobacterium adolescentis, sedangkan bayi sehat didominasi oleh Bifidobacterium bifidum yang merupakan mikroorganisme tipikal pada bayi. Daya adesi (perlekatan) Bifidobacterium bividum pada mukosa saluran cerna bayi sehat lebih besar dibanding bayi penderita alergi. Keadaan ini menyokong adanya hubungan antara kejadian penyakit alergi dan komposisi Bifidobacteria di dalam saluran cerna.
Air susu ibu dan pola defekasi
Keunikan kandungan ASI (oligosakarida, laktosa) membuat konsistensi tinja bayi yang mendapat ASI eksklusif menjadi lebih lunak (tidak cair). Efek ini menyebabkan bayi yang mendapat ASI eksklusif sangat jarang mengalami konstipasi; bila adapun, biasanya pengaruh dari luar (makanan yang dikonsumsi oleh ibu). Dilain pihak, mikroorganisme penghasil asam laktat tersebut (bakteri baik) juga mempunyai aktivitas seperti enzim laktase sehingga dapat mengurangi gejala klinis intoleransi laktosa.
Kesimpulan
Kesehatan saluran cerna yang optimal sangat diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan seorang anak. Perannya sebagai barier pada saluran cerna dan sistem pertahanan mukosa, dapat membuat seorang anak menjadi tolerans. Berbagai hal yang dapat menyebabkan fungsi tersebut berlangsung optimal harus selalu diupayakan, dan ASI dengan berbagai kandungan unik yang diberikan secara eksklusif telah terbukti dapat memenuhi upaya tersebut.
Penulis : Badriul Hegar dan Magdalena Sahetapy
Sumber : Buku Bedah ASI IDAI
