Hepatitis Virus pada Anak (Bagian 1)

HEPATITIS berarti peradangan hati. Bila dilihat di bawah mikroskop, gambaran sel hati ( sel hepatosis) banyak dikelilingi oleh sel - sel radang tampak. Selain itu, sel hati akan tampak rusak bahkan pecah. Pada pemeriksaan fisis mungkin ditemukan pembesaran hati dan pada pemeriksaan laboratorium mungkin ditemukan peningkatan ALT(SGPT) atau AST (SGOT).

Ada banyak penyebab peradangan sel hati tersebut antara lain karena infeksi atau non-infeksi. Hepatitis karena infeksi dapat terjadi akibat infeksi virus, bakter, maupun jamur. Sementara itu, hepatitis yang bukan karena infeksi dapat terjadi misalnya akibat reaksi hati terhadap obat-obatan, fatty liver, dan penyebab lainnya yang lebih jarang.

Hepatitis karena infeksi yang paling sering disebabkan virus hepatitis A, B, dan C. Oleh sebab itu, pada pembahasan selanjutnya, saya akan mengupas mengenai hepatitis virus A,B, dan C.

Hepatitis A

Hepatitis A disebabkan virus hepatitis A. Orang yang terkena hepatitis A dapat menularkan virus ini pada orang lain melalui tinjanya yang mengandung virus hepatitis A. Jika orang dengan hepatitis A tidak mencuci tangannya setelah buang air besar, ia dapat menularkan virus dan menyebarkannya pada barang yang disentuh, termasuk makanan, air dan orang lain.

Pada anak berusia kurang dari 5 tahun, hepatitis A umumnya tidak menimbulkan gejala apa- apa, tetapi pada anak yang lebih besar dan remaja, hepatiitis A dapat menimbulkan gejala seperti flu yang timbul sebulan setelah terinfeksi. Gejala awal yang bisa dijumpai adalah rasa lelah, mual, dan muntah, hilangnya nafsu makan, demam lebih dari 38 derajat celsius, nyeri di bawah iga kanan badan.

Gejala lanjutan yang dapat dijumpai adalah urine berwarna cokelat (seperti air teh), kuning dan kulit gatal. Kadang - kadang hepatitis A dapat menyebabkan kuning yang lama hilangnya sampai lebih 3 bulan, atau gejala di luar hati, dan lebih jarang lagi dapat menimbulkan kematian karena hepatitis A yang berat (fulminan)

Anak dapat tertular hepatitis A karena minum atau makan makanan yang terkontaminasi virus hepatitis A. Anak juga dapat tertular bila menyentuh sesuatu yang terpapar virus hepatitis A atau menyentuh makanan yang mengandung virus tersebut dan memasukkannya ke dalam mulut.

Dokter akan memeriksa anak dan meminta pemeriksaan darah meliputi ALT(SGPT), AST (SGOT), bilirubin total dan direk. Untuk memastikan adanya virus hepatitis A dokter akan memeriksa antibody terhadap virus hepatitis A yaitu IgM antHAV.

Hepatitis A pada umumnya dapat sembuh dengan sendirinya tanpa obat tertentu. Yang perlu dilakukan untuk membantu penyembuhan adalah istirahat yang cukup, makan- makanan yang proporsional, dan hindari mengkonsumsi obat yang dapat membebani kerja hati.

Hepatitis A dapat dicegah yaitu dengan menjaga kebersihan diri yaitu dengan mencuci tangan setelah ke WC, mengganti popok, menyentuh sampah atau pakaian kotor. Selain itu, jangan lupa mencuci tangan kembali kalau mempersiapkan makanan. Jangan minum susu yang tidak dipasteurisasi, cuci buah dan sayur sebelum dikonsumsi. Masak makanan, termasuk seafood sampai benar- benar matang. Masak telur sampai kuningnya mengeras. Cuci semua peralatan masak (misalnya:pisau, talenan) bila selesai digunakan terutama bila bersinggungan dengan makanan mentah. Vaksin anak anda dengan vaksin hepatitis A. Vaksin hepatitis A diberikan setelah anak 2 tahun, sebanyak 2 kali dengan jarak pemberian 6 bulan-1 tahun.

 

Klik di sini untuk melihat bagian II

 

Penulis: Hanifah Oswari

Ikatan Dokter Anak Indonesia

Artikel pernah di muat pada Kompas, kolom klasika, tanggal 7 Oktober 2012

 

Silahkan bagikan artikel ini jika menurut anda bermanfaat bagi oranglain.