MUNTAH merupakan suatu keadaan yang sering dijumpai pada anak dan menimbulkan kecemasan bagi orang tua untuk segera membawanya ke dokter. Muntah adalah dikeluarkannya isi lambung melalui mulut yang umumnya didahului oleh rasa mual (nausea) dan rasa penuh pada perut dan dada. Pada saat mual, seringkali anak juga berkeringat, terlihat pucat, dan tidak nafsu makan. Muntah seringkali dianggap sebagai satu mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan bahan toksik yang tertelan, sedangkan rasa mual dianggap sebagai suatu mekanisme proteksi untuk mencegah masuknya bahan tersebut lebih lanjut.
Penyebab muntah
Muntah pada anak biasanya merupakan tanda infeksi. Muntah pada seorang anak yang mengalami infeksi (misalnya influenza biasanya disertai gejala lainnya, seperti demam, sakit perut, atau diare. Keadaan ini akan berhenti dalam waktu 6-24 jam. Apabila muntah terus belangsung, perlu dipikirkan adanya suatu keadaan yang serius. Anak mmepunyai resiko lebih besar untuk dehidrasi, terutama apabila disertai diare. Infeksi virus merupakan penyebab terbanyak di antara mikroorganisme lainnya. Adanya gastritis ( kelainan pada lambung) perlu dipikirkan bila muntah terjadi segera setelah makan, sedangkan muntah yang disebabkan oleh keracunan makanan biasanya terjadi 1-8 jam setelah mengkonsumsi makanan tertentu dan ada orang lain yang juga memperlihatkan keluhan yang sama setelah mengkonsumsi makanan yang sama.
Satu hal penting yang harus diperhatikan pada anak yang mengalami muntah adalah menentukan apakah kelainan tersebut memerlukan tindakan bedah. Beberapa petunjuk ke arah tersebut, yaitu (1) sebelum muntah terdapat nyeri perut, (2 muntah bercampur warna hijau (empedu), dan (3)perut membuncit. Bila ditemukan keadaan tersebut, anak segera harus dibawa ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
Mengatasi muntah
Muntah umumnya akan berhenti dalam waktu 6-24 jam. Penanganan awal muntah pada anak antara lain mencegah terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan). Lalu, diistirahatkan anak (sebaiknya di tempat tidur) sampai ia merasa lebih enak. Selain itu, hentikan pemberian obat yang diduga dapat menyebabkan muntah bertambah dan hindarkan anak dari makanan padat pada 6 jam pertama dan berikan rasa nyaman pada anak ( misalnya menurunkan suhu tubuh). Berikan makanan dengan kalori cukup dan mudah dicerna dan minuman manis seperti jus buah (kecuali jeruk dan anggur karena terlalu asam), sirup, atau madu (untuk anak di atas 1 tahun) secara bertahap setiap 15-20 menit; minuman diberikan dengan jumlah 1-2 sendok makan setiap 15 menit, dinaikkan secara bertahap. Apabila muntah kembali terjadi, berikan minuman dalam jumlah lebih sedikit. Setelah 6 jam tidak mengalami muntah, bayi dapat makan buah, sereal, sedangkan anak yang lebih besar dapat makan roti. krakers, kentang, atau nasi. Jumlah makanan juga diberikan secara bertahap. Diet normal biasanya dapat diberikan setelah 24 jam. Hindarkan anak dari aktivitas setelah makan. Berikan obat anti muntah bila memang benar- benar diperlukan setelah mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya.
Pengamatan lebih lanjut oleh seorang dokter perlu diberikan pada muntah yang disertai beberapa keadaan sebagai berikut: (1) muntah tetap berlansung selama 12 jam (untuk bayi) dan 24 jam (untuk anak), (2) disertai diare, gangguan neurologis, atau gangguan pernafasan, (3) lemas atau tanda dehidrasi. (4) sakit perut, atau (5) isi muntah berwarna kehijauan.
Penulis : Dr.Badriul Hegar PhD SpA (K)
Gastroenterologi Anak, Ikatan Dokter Anak Indonesia
Artikel pernah dimuat di KOMPAS, kolom Klasika, tanggal 24 Februari 2013