Setiap tahun, jutaan orang di seluruh dunia terancam oleh sepsis, sebuah kondisi darurat medis yang terjadi ketika tubuh memberikan respon berlebihan terhadap infeksi. Respon ini justru merusak jaringan dan organ tubuh sendiri, berujung pada kegagalan organ, bahkan kematian.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 50 juta orang mengalami sepsis tiap tahun, dan lebih dari 11 juta meninggal dunia—artinya setiap 2,8 detik ada satu orang meninggal akibat sepsis. Sepsis juga menjadi penyebab utama kematian yang sebenarnya bisa dicegah pada bayi baru lahir, anak-anak, dan ibu.
Apa Gejala Sepsis?
Gejala sepsis dapat menyerupai penyakit lain sehingga sering terlambat dikenali. Waspadai bila ada tanda berikut setelah infeksi:
- Demam tinggi atau suhu tubuh sangat rendah
- Sesak napas atau napas cepat
- Bingung, mengantuk, sulit dibangunkan
- Nyeri hebat atau rasa sakit yang luar biasa
- Jantung berdebar, kulit lembap/dingin Pada anak-anak, gejala bisa berupa sulit menyusu, kejang, lemas, atau perilaku tidak biasa.
Mengapa Deteksi Dini Penting?
Sepsis adalah kedaruratan medis. Setiap jam keterlambatan pemberian antibiotik dan cairan dapat meningkatkan risiko kematian. Dengan diagnosis dan terapi cepat, sebagian besar pasien sepsis dapat diselamatkan.
Bisa Dicegah!
Pencegahan sepsis dimulai dari pencegahan infeksi:
- Cuci tangan teratur dan rawat luka dengan baik
- Lengkapi imunisasi, termasuk influenza dan COVID-19
- Cari pertolongan medis segera bila infeksi memburuk
- Kelola penyakit kronis dengan pengawasan medis
Spot the Signs
Hari Sepsis Sedunia tahun ini menekankan pentingnya mengenali tanda-tanda sepsis sejak dini. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dan mempercepat penanganan, jutaan nyawa dapatdiselamatkan setiap tahunnya.
UKK Emergensi dan Terapi Intensif Anak (ETIA)