Setiap tahun, dunia memperingati Hari Pangan Sedunia (World Food Day) sebagai momen refleksi bersama tentang pentingnya pangan sehat, cukup, dan berkelanjutan. Tema tahun ini, “Hand in Hand for Better Foods and a Better Future”, mengingatkan kita bahwa masa depan anak-anak, bangsa, bahkan dunia, sangat dipengaruhi oleh apa yang kita konsumsi hari ini.
Bagi Ayah Bunda, salah satu tanggung jawab terbesar adalah memastikan anak mendapat asupan makanan yang sehat, bergizi, dan aman. Tidak hanya di rumah, tetapi juga saat mereka berada di sekolah melalui bekal makan yang dibawa setiap hari. Bekal bukan sekadar pengganjal lapar, melainkan sarana membentuk kebiasaan makan sehat sejak dini, mengurangi ketergantungan pada jajanan tinggi gula dan garam, serta melindungi anak dari risiko kontaminasi makanan yang dapat mengganggu tumbuh kembang.
Ayah Bunda adalah gatekeeper utama yang menentukan jenis makanan yang masuk ke tubuh anak. Pilihan kecil sehari-hari, seperti menyiapkan telur rebus dibandingkan donat manis, atau memberikan air putih dibandingkan minuman berkarbonasi, akan membentuk pola makan jangka panjang. Anak cenderung meniru pola makan orangtua. Jika orangtua terbiasa memilih makanan sehat, anak akan mengikuti.
Dalam menyiapkan makanan sehat, orangtua dapat berpegang pada tiga pilar utama, yakni cukup asupan protein, minim gula tambahan, dan aman dari kontaminasi kuman maupun zat kimia. Protein adalah bahan pembangun utama tubuh. Anak membutuhkan protein untuk pertumbuhan otot, tulang, kecerdasan, dan kekebalan tubuh yang optimal. Contohnya, siapkan bekal tinggi protein seperti nasi uduk dengan telur rebus atau ayam panggang, dan disertai satu jenis sayur.
Selain itu, pastikan menu yang dipilih bebas dari gula berlebih. Gula tambahan berhubungan dengan risiko kegemukan dan kencing manis, serta gigi berlubang. Hindari minuman manis dalam kemasan, ganti camilan kue manis dengan buah segar, batasi selai atau saus manis berlebihan dalam bekal atau sarapan. Contoh menu sarapan pagi roti isi telur orak-arik dengan butter disertai potongan apel dan minum air putih.
Terakhir, pastikan makanan anak bebas kontaminasi untuk menjaga keamanan pangan. Gejala keracunan makanan bisa berupa diare, muntah, mual, demam, bahkan yang paling berat bisa menyebabkan infeksi susunan saraf. Pastikan makanan dimasak matang sempurna, gunakan wadah bersih dan mudah dicuci, dan pilih sumber pangan segar. Ayah Bunda bisa menggunakan ice pack dalam tas bekal untuk menjaga suhu makanan di bawah 5°C atau gunakan thermal box untuk memastikan makanan tetap hangat di atas suhu 60°C, terutama jika anak berada di sekolah seharian.
Pastikan anak diberi pemahaman tentang pilihan makanan yang sehat. Ajarkan anak mengapa mereka membawa air putih dibanding soda, atau mengapa protein penting untuk kuat dan pintar. Edukasi kecil ini membuat mereka lebih menghargai pilihan makanan.
Bagi Ayah Bunda yang bekerja, seringkali dihadapkan dengan tantangan dalam menyiapkan makanan untuk anak, maka siapkan bahan makanan sejak malam dan cari inspirasi resep sederhana yang cepat dimasak sambil memastikan mengandung cukup protein, karbohidrat, dan lemak baik. Bagi anak yang sering pilih makanan, berikan variasi bentuk, misal bayam crispy sebagai alternatif agar anak mengenal sayuran perlahan. Bekal makanan yang menarik akan menghindarkan anak dari jajanan yang tidak sehat di sekolah.
Hari Pangan Sedunia tidak hanya mengajak kita bicara soal kesehatan individu, tetapi juga keberlanjutan pangan dunia. Dengan memilih makanan sehat, Ayah Bunda juga ikut berkontribusi pada masa depan bumi. Memilih produk lokal akan mendukung petani Indonesia dan mengurangi jejak karbon akibat impor makanan. Selain itu dengan menyiapkan makanan di rumah, Ayah Bunda dapat mengurangi sampah plastik dari kemasan sekali pakai.
Mari kita bergandeng tangan menyiapkan makanan sehat demi mendampingi anak tumbuh sehat. Dengan memilih makanan tinggi protein, rendah gula tambahan, dan aman dari kontaminasi, orangtua tidak hanya melindungi kesehatan anak hari ini, tetapi juga berinvestasi pada masa depan yang lebih baik.
UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI