Ayah dan Bunda, Hati – hati dengan Asap (Bagian II)

Tidak hanya asap kebakaran hutan, asap- asap berikut ini juga perlu mendapat perhatian dari Ayah dan Bunda

PAPARAN asap rokok pada bukan perokok atau perokok pasif merupakan salah satu penyebab polusi utama di dalam ruangan. Sebanyak 40 persen anak di dunia bahkan telah menjadi perokok pasif. Bayangkan, paparan asap rokok pada anak dari orang tua serumah, tetangga, dan lingkungan tempat tinggal menjadikan anak terpapar dengan asap berbahaya yang dapat mengganggu saluran nafasnya. Anak yang menjadi perokok pasif menjadi lebih rentan mengeluhkan batuk lama, menderita sakit radang paru, dan asma. Bahkan sebanyak 165.000 orang anak di dunia meninggal setiap tahun karena penyakit paru terkait dengan paparan asap rokok.

(Baca juga: Menekan Pneumonia)

Asap lain yang tak kalah penting  adalah asap kendaraan bermotor dan asap biomassa. Asap kendaraan bermotor dihasilkan dari pembakaran bahan bakar minyak yang mengandung partikel berukuran sangat kecil,<10 µm, yang dapat menyebabkan kerusakan paru bila terhirup, tidak hanya pada anak, tetapi juga orang  dewasa. Anak yang tinggal di dalam radius 500 meter dari jalan raya dengan tingkat polusi asap kendaraan bermotor tinggi memiliki fungsi paru yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang tinggal lebih jauh dengan paparan asap kendaraan, menunjukkan paparan asap kendaraan bermotor memiliki risiko  untuk menyebabkan gangguan  pertumbuhan saluran dan gangguan fungsi paru pada anak. Sementara itu, asap biomassa  merupakan asap domestic dihasilkan dari pembakaran kayu dan arang, misalnya untuk memasak di rumah tangga atau untuk menghangatkan ruangan. Anak- anak dengan paparan asap dari pembakaran biomassa ini juga lebih sering mengalami radang paru, asma, dan brokhitis.

Yang sering dilupakan oleh Ayah dan Bunda, masalah kesehatan akibat paparan bermacam- macam asap tersebut tidak hanya terjadi setelah anak lahir.Paparan yang terjadi selama bayi masih di dalam kandungan ibu juga dapat menyebabkan masalah saluran napas pada anak di kemudian hari.  Misalnya, anak dari ibu yang merokok saat hamil, walaupun berhenti setelah melahirkan, memiliki risiko  60-70 persen lebih tinggi untuk menderita asma. Begitu pula, paparan asap kendaraan bermotor saat ibu hamil juga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan saluran napas anak sehingga rentan mengalami keluhan saluran napas. Oleh karena itu, harus diingat bahwa pencegahan merupakan faktor penting yang harus dilakukan sejak dalam kandungan, setelah bayi lahir, bahkan hingga dewasa.

Ayah dan Bunda, supaya anak dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat serta menjadi generasi gemilang di masa datang, hindarkanlah paparan asap rokok, kendaraan bermotor serta biomassa sejak masa kehamilan hingga setelah anak lahir. Ciptakan lingkungan ramah anak , pakaian tertutup, dan kacamata serta sebaiknya lebih banyak di dalam rumah. Tak lupa pastikan asupan cairan dan nutrisi tercukupi pada anak. Semoga anak Indonesia menjadi generasi yang sehat! {*}

 

Klik di sini untuk melihat bagian I

Penulis : Madeleine Ramdhani Jasin, Nastiti Kaswandani

Ikatan Dokter Anak Indonesia

Artikel pernah dimuat di KOMPAS. Kolom Klasika, tanggal 27 September 2015

 

Artikel Lainnya:

Hitung Napas Anak: Deteksi Awal Sesak Napas pada Anak dengan Pneumonia

Bila Anak Sesak Napas, Kapan Harus Dibawa ke Unit Emergensi?

Mengenal Kelainan Jantung Bawaan pada Anak

Silahkan bagikan artikel ini jika menurut anda bermanfaat bagi oranglain.