Mengenali Remaja Bermasalah

Sering kita sebagai orang tua kurang dapat mengenali permasalahan pada anak remaja kita. Kadang setelah terlambat dimana telah muncul masalah mental atau sosial pada anak baru menyadari kalau anak kita ternyata bermasalah. Remaja  memiliki karakteristik yang khas. Remaja cenderung energetik, selalu ingin tahu, emosi yang tidak stabil, cenderung berontak dan mengukur segalanya dengan ukurannya sendiri dengan cara berfikir yang tidak logis. Sering kita sebut masa ini sebagai masa storm and stress , mereka mulai banyak menghabiskan waktu dengan teman, menganggap bahwa orang dewasa tidak dapat mengerti masalah mereka, selalu  ingin tampil dan diterima dipergaulan.

Saat ini merupakan periode yang sangat menentukan karena hubungan mereka dengan kawan dapat jauh melebihi hubungan dengan orang tua, sehingga komunikasi dengan orang tua mulai berkurang. Mereka senang melakukan sesuatu yang mengandung risiko dan terlihat hebat. Hal inilah yang sering menyebabkan konflik dengan orangtua, guru maupun figur otoritas lainnya. Kadang bentuk perhatian yang berlebih tidak mereka inginkan, mereka sering menanyakan kembali pada orangtua bukankah saya bukan anak-anak lagi? Kok selalu tanya tanya sih? Hal inilah yang kemudian menjadikan kita terlambat dalam mendeteksi permasalahan remaja pada anak anak kita.

Memang diperlukan pendekatan yang baik dalam menanyakan atau mengidentifikasi permasalahan yang menyangkut pribadi remaja ataupun lingkungannya. Identifikasi lingkungan sangat penting kita lakukan kerena merupakan faktor risiko untuk terjadinya permasalahan pada remaja. Apabila dalam proses perkembangan remaja dimana pada periode ini terdapat  kesenjangan antara perkembangan fisik, sosial dan psikologik yang berbeda, seorang remaja tidak dapat beradaptasi dengan lingkungannya maka keadaan ini dapat pula mempengaruhi perilaku atau kesehatan mental mereka. Kadang kadang remaja melakukan hal-hal diluar norma untuk mendapatkan pengakuan tentang keberadaan dirinya dimasyarakat, salah satunya adalah melakukan tindakan penyalahgunaan obat/zat.

Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat-zat adiktif lainnya (NAPZA) merupakan masalah yang perkembangannya di Indonesia dewasa ini sangat memprihatinkan. Ditinjau dari aspek sosial, masalah ini bukan hanya berakibat negatif terhadap diri penyandang masalah saja, melainkan membawa dampak juga terhadap keluarga, lingkungan sosial, lingkungan masyarakatnya, bahkan dapat mengancam dan membahayakan masa depan bangsa dan negara. Dalam proses perkembangannya seorang remaja akan menemukan beberapa peristiwa yang dapat menimbulkan stress dan mereka harus berjuang untuk mengatasinya.  yang ringan, sedang dan bahkan dapat menyebabkan gangguan mental. Seorang remaja sering mengalami gangguan mental yang memerlukan bantuan dari profesional baik guru, psikolog, dokter, dokter anak maupun psikiater. Bagaimanapun stigmata bahwa seorang remaja yang mengalami gangguan mental akan membuat remaja tersebut takut untuk membicarakan masalahnya pada orang lain sehingga seringkali remaja tidak mendapatkan dukungan yang diperlukannya. 

Mengenali faktor risiko sangatlah penting dalam mendeteksi dini seorang remaja bermasalah. Orangtua harus mencermati dengan menyadari bagaimana kehidupan rumahtangganya, memonitor prestasi sekolah anak, mengenali lingkungannya, mengenali perilaku yang tidak biasa, mengenali permasalahan baik dilingkungan keluarga, sekolah atau masyarakat. Faktor protektif membuat seorang remaja dapat mengatasi akibat negatif dari permasalahan yang timbul pada masa remaja sehingga seorang remaja dapat mengendalikan diri untuk tidak berlanjut menjadi masalah pada pribadinya sendiri atau lingkungannya, misalnya tidak menggunakan obat, tidak menjadi depresi, tidak berprilaku seksual yang salah dan lain-lain. Faktor protektif pada seorang remaja dapat kita dukung dengan menciptakan lingkungan yang baik dan benar yang didasari oleh agama, peraturan, pengetahuan orangtua mengenai kesehatan remaja dan pola asuh yang sesuai.

Beberapa risiko permasalahan remaja yang mungkin timbul antara lain: gangguan pertumbuhan, kebiasaan makan, obesitas, kebugaran, kolesterol, tekanan darah, penampilan, trauma/kecelakaan, kenakalan remaja, masalah belajar, prestasi, hubungan antar teman, depresi, cemas, hiperaktifitas, bunuh diri, penggunaan obat-obat terlarang, perilaku seksual yang menyimpang dan lain lain.

Diperlukan konsultasi dengan ahlinya setelah orangtua mengenali permasalahan seorang remaja. Orangtua dapat berkonsultasi dengan dokter, dokter anak, psikolog atau psikiatri dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

 

Silahkan bagikan artikel ini jika menurut anda bermanfaat bagi oranglain.