Perkembangan Tidur Normal Pada Batita

Tidur memegang peranan penting dalam proses tumbuh kembang anak. Ketika terjaga, anak berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan mengalami kejadian positif maupun negatif. Tidur berperan mengendapkan berbagai pengalaman tersebut dan membuang pengalaman yang tidak diinginkan. Dalam tidur terjadi banyak aktivasi sel otak yang berperan besar dalam perkembangan kematangan otak pada tahun-tahun pertama kehidupan. Tidur juga memiliki sifat restoratif yang terkait dengan pemeliharaan daya tahan tubuh dan pertumbuhan fisik, menghilangkan kelelahan, serta memperbaiki fokus dan konsentrasi.

 

 

Tidur yang cukup tidak secara kaku diukur berdasarkan jumlah jam tidur dalam sehari. Beberapa tanda anak cukup tidur adalah jika anak dapat tertidur dengan mudah di malam hari, dapat terbangun dengan mudah pada waktu bangun pagi yang normal, dan tidak memerlukan tidur siang yang melebihi kebutuhan sesuai perkembangannya. Anak mendapatkan istirahat yang dibutuhkan apabila keempat hal berikut ini dipenuhi secara seimbang, yaitu jadwal tidur dalam sehari yang teratur, total waktu tidur, tidur siang, dan konsolidasi tidur yang baik. Dalam tiga tahun pertama kehidupan, keempat hal ini berubah seiring dengan perkembangan kematangan otak.Konsolidasi dan regulasi adalah dua proses biopsikososial yang saling berinteraksi dalam pembentukan pola tidur anak. Konsolidasi tampak dalam perubahan pola tidur dari bayi baru lahir sering tidur singkat kemudian terbangun dan memerlukan banyak tidur siang, hingga tidur malam yang lebih panjang, lebih sedikit terbangun malam hari, serta tidur siang yang makin berkurang. Regulasi mengacu pada proses peningkatan kemampuan tidur sendiri tanpa bantuan dan kembali tidur saat terbangun tengah malam tanpa banyak rewel.

Saat baru lahir, irama tubuh yang terbentuk dari siklus waktu siang-malam belum terbentuk sempurna, sehingga bayi dapat dengan mudah tidur sepanjang siang dan malam hari. Pola tidur-bangun tidak teratur dan lebih dipengaruhi oleh waktu makan, sehingga ketika lapar bayi akan terbangun menangis, kemudian setelah kenyang tidur kembali. Pada usia satu bulan hingga satu tahun, irama tidur mulai berkembang menjadi pola yang lebih teratur. Pengaturan pola tidur mengalami berkembang selama tahun pertama kehidupan. Saat bayi bertambah usia, konsolidasi jadwal dan lama tidur mulai tampak pada malam hari. Bayi mulai terjaga lebih lama di siang hari dan tidur lebih panjang di malam hari. Seiring dengan terkonsolidasinya tidur pada malam hari, tidur di siang hari terbentuk menjadi tidur siang (naps). Umumnya, tidur malam terdiri dari dua periode tidur panjang dan bayi terbangun satu kali karena lapar. Pada akhir tahun pertama, seorang anak tidur sekitar 14-15 jam per hari, dengan proporsi terbanyak pada malam hari dan sisanya berupa satu atau dua kali tidur siang.

Setelah berusia satu tahun, perubahan pola tidur pada anak melambat dibandingkan dengan pada masa bayi. Siklus tidur-bangun dan jumlah tidur yang diperlukan seorang anak ditentukan secara fisiologis oleh usia dan tingkat perkembangan serta dipengaruhi oleh jadwal sehari-hari dalam keluarga. Saat anak makin besar, kebutuhan tidur perlahan-lahan berkurang, sementara tidur siang masih umum terjadi. Total waktu tidur dalam sehari berkurang menjadi sekitar 13 jam per hari pada usia 2 tahun, 12 jam pada usia 3-4 tahun, dan 11 jam pada usia 5 tahun. Namun demikian terdapat variasi individual yang dapat diterima. Bagian terbesar waktu tidur berlangsung di malam hari dengan rata-rata periode waktu tidur antara 10-12 jam. Tabel 1 menunjukkan perkembangan normal tidur pada tiga tahun pertama masa kehidupan.

 

Tabel 1. Perkembangan normal tidur pada batita

Dimodifikasi dari: Mindell JA, Owens JA. A clinical guide to pediatric sleep: diagnosis and management of sleep problems. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins; 2003. h. 11-156.

 

Mengingat pentingnya tidur yang cukup pada bayi dan anak, terdapat beberapa hal yang dapat dibiasakan sejak dini untuk membentuk pola tidur yang baik:

  • Anda dapat membantu bayi baru lahir mengenali isyarat terang-gelap untuk melatih irama tubuhnya sekitar usia dua bulan. Perbanyak interaksi saat bayi terbangun pada pagi hingga sore hari dengan berbicara, bermain, maupun bernyanyi. Pada malam hari, kurangi stimulus dengan mengurangi cahaya lampu dan suara, serta berinteraksi sesuai kebutuhan bayi saja.
  • Kenali tanda-tanda bayi mulai mengantuk dan berikan respons sewajarnya agar bayi dapat belajar tidur sendiri. Bila menunggu terlalu lama, bayi akan menjadi terlalu lelah dan sulit untuk tidur. Waktu terbaik untuk meletakkan bayi di tempat tidurnya adalah saat ia dalam keadaan mengantuk namun masih terjaga.
  • Pilih satu atau dua kegiatan yang rutin dilakukan sebagai pengantar tidur. Kegiatan ini dapat berupa aktivitas yang menenangkan, seperti memandikan, memijat, mengayun, berdoa, dan membacakan cerita sebelum tidur. Sebaiknya rutinitas ini tidak terlalu panjang atau terlalu merepotkan, karena jika telah terbiasa, anak akan selalu memerlukan kebiasaan ini sebagai pengantar tidur, bahkan jika ia terbangun tengah malam.
  • Waktu tidur optimal bagi anak adalah sebelum jam 9 malam, walaupun hal ini bukan merupakan aturan yang bersifat mengikat. Penerapan waktu tidur perlu dilaksanakan secara konsisten. Keluarga sebaiknya tegas menerapkan waktu tidur yang telah ditetapkan, baik siang maupun malam hari, karena perubahan sedikit saja dapat membuat anak terus menunda-nunda dan membuat tuntutan yang makin tidak masuk akal.
  • Apabila anak mengalami mimpi buruk atau teror tidur, tenangkan kemudian bantu anak untuk tidur kembali. Penting untuk memindahkan benda-benda yang berbahaya dan menyediakan lingkungan yang aman. Mimpi buruk atau teror tidur jarang mencerminkan suatu penyakit organik dan biasanya menghilang seiring dengan bertambahnya usia.

Penulis : Catharine M. Sambo

             Ikatan Dokter Anak Indonesia

             Artikel ini pernah dimuat di KOMPAS Klasika, 12 November 2015

 

Silahkan bagikan artikel ini jika menurut anda bermanfaat bagi oranglain.