Pemeriksaan Kesehatan Mandiri pada Remaja (Bagian 2)

CARA pemeriksaan payudara mandiri:

Berdiri di depan cermin. Perhatikan keadaan kedua payudara apakah terjadi perubahan seperti adanya cairan yang keluar dari puting, adanya kerutan atau lekukan pada kulit, atau terlihat tidak simetris.
Lipat lengan ke bagian belakang kepala, lakukan pemeriksaan payudara secara inspeksi dengan mendorong lengan ke depan.
Selanjutnya, dorong panggul dan pinggang dengan tangan secara lembut ke arah depan bersamaan bahu dan siku juga didorong ke depan perhatikan di cermin inspeksi kembali.
Gunakan 3-4 jari untuk mengeksplorasi payudara secara lembut dan perlahan. Dimulai dari bagian terluar, tekan secara datar dengan jari secara melingkar, dan terus membentuk lingkaran ke daerah sekitarnya. Secara bertahap hingga ke bagian puting. Pastikan bahwa seluruh bagian payudara telah diperiksa. Perhatikan seksama daerah antara payudara dan ketiak, termasuk ketiak itu sendiri. Raba kemungkinan adanya massa di daerah itu.
Dengan lembut lakukan perahan pada putting dan perhatikan ada tidaknya cairan yang keluar dari puting.

Langkah 4 dan 5 bisa dilakukan sambil berbaring. Posisi berbaring memudahkan pemeriksaan payudara. Namun, bisa juga dilakukan pada saat mandi dengan menggunakan sabun karena lebih memudahkan pemeriksaan.

 

Pemeriksaan testis mandiri

 

Kejadian kanker testis meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Kanker testis merupakan jenis keganasan terbanyak yang terjadi pada laki-laki usia antara 25-34 tahun. Meskipun angka kematian meningkat dengan bertambahnya angka insiden, angka kesembuhan juga secara signifikan meningkat disebabkan membaiknya teknik diagnosis (seperti adanya pemeriksaan penanda tumor), tindakan bedah, dan kemoterapi. Hampir 35 persen pasien dengan kanker testis mengalami penyebaran secara limfatik atau metastasis langsung pada area sekitarnya sehingga prognosisnya sangat bergantung pada tahap kanker saat diagnosis pertama kali ditegakkan.

 

Beberapa kondisi telah diketahui secara statistic berhubungan dengan meningkatnya angka kejadian kanker testis. Kondisi-kondisi tersebut antara lain adalah kriptokrismu, yaitu keadaan tidak turunnya testis ke dalam kantong skrotum, atrofi testis, seks ambigu, paparan hormon eksogen (progesteron atau dietilstilbestrol) pada masa prenatal, radiasi prenatal, ayah dengan riwayat kanker testis, kembar monozigot, dan riwayat orchitis karena gondongan.

 

Hal ini menyebabkan pentingnya deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan mandiri testis pada semua laki-laki tidak terkecuali bagi yang tidak mempunyai faktor risiko. Sebaiknya pemeriksaan mandiri testis dilakukan sedikitnya sebulan sekali dan pada saat setelah mandi air hangat.

 

Teknik pemeriksaan mandiri testis:

Testis ditampung dengan satu atau dua tangan dan lakukan perabaan.
Secara perlahan lakukan gerakan memutar testis dengan ibu jari dan jari lainnya, seharusnya tidak terasa sakit. Rasakan tidak ada pembengkakan, perabaan yang keras atau teraba massa lain selain testis. Normalnya testis akan berbentuk oval, kenyal, permukaannya rata, berbatas tegas, dan ukuran keduanya bisa saja tidak sama besar.
Struktur saluran testis, epididymis berada di belakang testis dan pastikan keadaannya normal.

 

Meskipun angka kejadian kanker payudara dan kanker testis pada usia remaja sangat jarang, deteksi dini sangatlah penting. Teknik pemeriksaan mandiri baik pada payudara maupun pada testis sangat mudah dilakukan. Dengan begitu diharapkan mereka akan terbiasa melakukan pemeriksaan mandiri tersebut secara rutin dan berkala hingga di usia masa risiko terjadinya kanker menjadi besar. [*]

 

Klik di sini untuk melihat bagian 1

Penulis: Yudianita Kesuma

 

Ikatan Dokter Anak Indonesia

 

Artikel sudah pernah di muat diharian Kompas, Kolom Klasika, tanggal 13 September 2015

 

Silahkan bagikan artikel ini jika menurut anda bermanfaat bagi oranglain.